Terima Kasih Tuhan, Bantuan Datang Dari Mana-mana

Jadwal fotografiku sudah agak senggang. Puasa memberi kesempatan untuk mengedit foto dan meluangkan banyak waktu di rumah. Dan itu berarti aku memiliki waktu memikirkan kembali proposal-proposal kegiatan untuk Komunitas Cakung. Setelah patah arang dengan beberapa penolakan dan proposal yang tanpa kabar, kini aku semangat lagi. “Ditolak adalah hal biasa, tapi bangkit lagi untuk memulai, itu lebih luar biasa,” ujar Ikka.

Ikka benar. Kalau teman-temanku di Cakung putus asa dengan kondisinya saat ini, bagaimana mereka akan menatap hidup ke depannya. Aku yakin, dalam kepala-kepala kecil itu, pasti tersimpan mimpi-mimpi besar.

Pembicaraan Mas Bayu dengan teman-temannya dari komunitas Wikimu menyepakati untuk memberikan bantuan bagi Komunitas Cakung. Aku tinggal tindaklanjuti saja rencana ini. Proposal sederhana pun aku ajukan untuk mereka. Teman-teman Bayu tertarik memberikan bantuan dana untuk kegiatan. ”Meski jumlahnya tidak banyak, tetapi mudah-mudahan berguna,” ujar Bayu. Aku tidak mempermasalahkan besar kecilnya bantuan. Aku sudah sangat bahagia, kalau banyak teman tergugah untuk saling berbagi.

Gita juga akan membantu menyebarkan proposal pada komunitas-komunitas lain. ”Siapa tahu, bisa berbagi kebahagiaan untuk mereka saat lebaran nanti,” ujarnya. Dua tiga proposal akan dia bawa.

”Bismillah. Mudah-mudahan kali ini berhasil,” doaku, saat akan mengirimkan satu proposal ke perusahaan besar. Jeri dengan penolakan kemarin, membuat aku pasrah saja apapun nanti hasilnya. Meski aku berharap banyak pada salah satu produsen multivitamin untuk anak-anak ini, tetapi ada setitik keraguan untuk ditolak lagi. Padahal, kalau mereka mau membantu, pasti besar sekali manfaatnya untuk Adit, Intan, Lina Lini dan Gio. Mudah-mudahan perkembangan mereka lebih tertolong dengan bantuan vitamin-vitamin yang ada.

Bayangan Gio dan Fajar dengan tubuh kecilnya, rambut merah Lina Lini dan bisul di dahi adit terus membayang. Aku gemas dengan diriku sendiri kalau sekarang ini gagal lagi. ”Kamu sudah lakukan yang terbaik, sisanya serahkan saja ke Maha Pengatur,” ujar Ikka di ujung telepon menenangkan aku.

Semau proposal itu harus bergegas kami kirimkan, Lebaran sudah cukup dekat. Kalau Tuhan mengizinkan, aku ingin menjadikan lebaran kali ini begitu bermakna untuk teman-teman di Komunitas Cakung. Tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk kakak-kakak pendamping yang sangat setia.

***

”Mbak Wheny, boleh tidak aku minta sedikit buku bacaan untuk anak-anak kecil di Cakung? Cerita tentang mereka Mbak Wheny bisa baca di blogku,” ujarku siang itu dengan Wheny, teman di Sinar Kasih. Wheny dan teman-temannya mempunyai mimpi besar untuk membangun perpustakaan-perpustakaan di daerah marjinal, kantong-kantong kemiskinan dan daerah terisolir.

”Pakai saja buku yang belum kita kirim untuk Pulau Tunda dulu say. Nanti bantuin pilah-pilah lagi ya,” ujarnya. Jawaban sederhana yang sangat menggembirakan aku. Kadang aku jadi malu sendiri, tidak banyak yang aku lakukan untuk membantu kegiatan Wheny, padahal aku sudah berjanji akan meluangkan waktu dan tenagaku memilah dan menyiapkan buku-buku untuk dikirimkan ke berbagai wilayah.

”Terima kasih ya San. Itu gunanya banyak teman ya. Mudah-mudahan makin banyak yang bisa kita siapkan untuk kunjungan nanti,” ujar Mas Bayu menyemangati. Dua bantuan paling tidak sudah dijanjikan. Aku masih menunggu dari Gita. Sepertinya sinyalnya positif.

Aku, Ikka, Risky, Bayu dan Audi pasti akan disibukkan pula untuk menilai karya-karya fotografi terbaik selama pelatihan berlangsung.
“Hadiahnya nanti buku. Ada temanku mau menyumbang buku karya dia tentang Alam Jakarta. Isinya mengenai flora dan fauna,“ ujar Bayu.
“Pokoknya hadiahnya asyi-asyik,“ ujar Ikka. Aku percaya mereka berdua pasti akan memilihkan hadiah yang tepat. Siapa tahu nanti fotografer handal lahir dari Komunitas Cakung ini, bukankah Tuhan Maha Pengatur?

Hari-hari ini terlewati dengan menggembirakan.

***

”Saaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!! Ada berita gembira buat kita! Kita berhasil,” ujar Ikka begitu bersemangat di ujung telpon.
Apanya yang berhasil? Apanya yang perlu diselamati? Apa lagi yang menggembirakan? Aku masih diam menunggu penjelasan Ikka.
”Tebak apa hayooooo? ujarnya, membuat rasa penasaran aku meningkat.
”Hemmm.....hemm.....,” aku belum sempat menjawab ketika dia menyambung dengan kalimat lain.
”Vitamin Multivitaplex menyetujui proposal kamu! Hebat kan! Kita berhasil mendapatkan bantuan untuk anak-anak di Cakung,” ujarnya sangat riang.
”Hah yang benar? Serius kamu Ka?” tanyaku tak percaya.
”Mereka baru saja telpon dan akan memberikan bantuan vitamin untuk beberapa waktu ke depan. Aduh aku bahagia banget,” ujar Ikka masih menggebu-gebu.
Tak terasa air mataku meleleh dengan berita bahagia ini. Terbayang wajah bahagia Fajar, Lina Lini, Gio dan Adit. Terima kasih Tuhan, Engkau memang selalu adil.

No Response to "Terima Kasih Tuhan, Bantuan Datang Dari Mana-mana"

Post a Comment

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes