Lilin-lilin Kecil untuk Cakung Sawah

“Lebih baik menyalakan lilin, daripada mengutuki kegelapan.” Kalimat ini sangat ajaib, selalu mampu membuatku berpikir positif.

Membaca deretan kata-kata yang aku pasang di depan memo pad meja kerjaku ini, memaksaku membuang jauh-jauh kutukan dan serapah kenapa masih ada orang yang kurang beruntung, kenapa anak-anak harus jadi korban, kenapa dan kenapa.

Aku berpikir, bagaimana foto-foto anak-anak Cakung ini bisa aku publikasikan lebih luas. Koleksiku sendiri sudah puluhan jumlahnya. Ditambah karya Alex dan Hari tentu cukup untuk membuat pameran kecil entah di café atau di mana. Belum lagi kalau aku mengundang lebih banyak teman untuk mau terlibat. Pameran foto adalah salah satu cara untuk berbagi ide dan menarik kepedulian. Aku yakin, gambar lebih mampu berbicara dibandingkan kata-kata.

Aku juga bisa melakukan lelang foto. Hasilnya nanti bisa digunakan untuk membantu anak-anak di Komunitas Cakung. Entah untuk bantuan kesehatan atau pendidikan. Passion inilah yang membuatku bersemangat.

Teman-teman di majalah dan organisasi-organisasi sosial yang aku ikuti sejak kuliah dulu tentu akan sangat membantu.

Ide-ide ini aku ceritakan ke teman-teman. Mereka setuju. Langkah awal, membuat beberapa proposal untuk aku tawarkan ke relasiku. Aku benar-benar berdoa, mereka akan membantu proyekku ini.

”Ah kenapa tidak membuat kegiatan di Kota Tua? Pameran foto dan mungkin bisa sekalian mendongeng untuk anak-anak. Juga bisa ditambah beberapa kegiatan lain. Menarik tidak?” ide ini tiba-tiba meledak di otakku. Aku pun makin giat membuat proposal.

***

Sepanjang hari ini aku sibuk dengan proyek kemanusiaanku. Jejaring di Facebook sedikit banyak membantu aku. Banyak yang memberi jempol ketika aku menuliskan status kegiatanku ini. Wah....jadi tambah semangat. Satu dua hari ini aku harus selesaikan semua proposal dan mengirimkan ke Mbak Tania di majalah remaja, Pak Danu mantan direkturku dulu, Mas Apri juragan mainan anak-anak itu, Pak Dede yang akan yakin banget akan membantu serta Ibu Surya, HRD perusahaan makanan anak-anak. Pada kelima orang ini aku benar-benar berharap mereka akan memberikan apresiasi untuk kegiatanku. Enam proposal lainnya aku kirim ke perusahaan-perusahaan lain sebagai cadangan.

Seminggu dua minggu sambil menunggu jawaban proposal-proposal itu, aku merapikan foto-foto hasil karyaku dan sumbangan beberapa teman. Akhir minggu kedua belum juga ada jawaban. Kesibukanku menjadi juri foto di berbagai event dan memotret berbagai acara membuat aku tidak intens komunikasi untuk mengecek proposalku.

***

”San, maaf ya. Bulan ini banyak sekali yang minta sponsorship. Proposalmu masuk dah tanggung bulan,” jawab Mbak Tania di seberang telepon. Jawaban pendek yang membuat aku lemas. Ini penolakan pertama. Kenapa sih tega tidak memberikan bantuan untuk kegiatan kemanusiaan? Uang makan siang Mbak Tania saja bisa untuk hidup dua keluarga di Cakung selama dua minggu. Ihhhhhhhhhhhh....geram aku rasanya.

”Ya sudah

No Response to "Lilin-lilin Kecil untuk Cakung Sawah"

Post a Comment

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes